Sabtu, 27 Oktober 2012

Pembentukan Kepulauan Hawaii

Pulau Besar Hawaii saat ini adalah daratan terbesar dari rangkaian Kepulauan Hawai. Delapan pulau utama dari ujung barat daya  ke arah tenggara  secara berurutan adalah Ni’ihau, Kauai`i, O`ahu, Moloka`i, Lana`i, Kaho`olawe, Maui, dan Pulau Besar Hawai`i.

Rangkaian Kepulauan Hawaii. Pulau-pulau warna biru Kepulauan utama Hawaii, sedang Pulau Hawaii adalah pulau paling besar dan paling tenggara dan sering disebut Pulau Besar Hawaii. Source: http://www.hawaii-guide.com/images/body_images/misc-hawaiian_archipelago2.jpg
Pembentukan rangkaian kepulauan yang seolah ‘berbaris lurus’ tersebut ternyata mempunyai sejarah geologis yang sangat menarik.

 TEORI HOTSPOT

Pada tahun 1963, geofisikawan Kanada, J. Tuzo Wilson yang juga menemukan teori patahan transform mengemukakan ide cemerlang yang saat ini disebut sebagai Teori Hot Spot. Wilson mengatakan bahwa pada beberapa tempat di bumi ini terjadi proses vulkanik yang sangat aktif, dan berlangsung sudah sangat lama. Menurut beliau hal ini bisa terjadi jika di bawah sebuah lempeng tektonik ada  sebuah area yang relatif ‘kecil’, sudah eksis dan bertahan lama, dan memiliki panas yang sagat tinggi- yang disebut hotspot. Hot spot ini akan memberikan sumber energi panas lokal yang tinggi untuk mempertahankan proses vulkanik.

Gambar adalah konsepsi artis yang menggambarkan pergerakan Lempeng Pasifik di atas hotspot Hawaii, memperlihatkan pembentukan Bubungan Hawaii-Rangkaian Pegunungan laut Emperor (dimodifikasi dari gambar yang dibuat oleh Maurice Kraft Centre de Volcanologie, Perancis. Gambar bawah adalah diagram asli dari J. Tuzo Wilson (dengan sedikit modifikasi) pada tahun 1963 yang menunjukkan proposal asal-usul Kepulauan Hawaii. (Reproduced with permission of the Canadian Journal of Physics.) Source: http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/hotspots.html
Wilson berhipotesis bahwa bentuk rangkaian kepulauan Hawai yang terletak pada garis lurus adalah sebagai  hasil dari pergerakan lempeng Pasifik di atas dari hotspot yang berada sangat dalam di mantel bumi. Lokasi hotspot ini relatif tetap dan posisi saat ini tepat di bawah Kepulauan besar Hawaii.
Panas dari hot Spot ini memberikan sumber magma terus-menerus yang sebagian meleleh di atas lempeng Pasifik. Magma tersebut, -yang lebih ringan dibanding batuan padat di sekitarnya-, kemudian naik di sepanjang mantel  dan kulit bumi dan kemudian meleleh di dasar lautan dan membentuk gunung aktif bawah laut. Seiring dengan waktu gunung bawah laut itu bertumbuh dan membesar akibat proses erupsi yang terjadi terus-menerus, sehingga pada akhirnya timbul di atas muka laut, dan membentuk kepulauan vulkanik.
Wilson berteori bahwa pergerakan lempeng Pasifik juga akan menggeser pulau vulkanik yang terbentuk dari atas hotspot sehingga menghilangkan sumber sumber magma, sehingga proses vulkanis berakhir. Ketika sebuah pulau vulkanik sudah eksis, pulau yang lain akan tumbuh di atas hotspot, dan siklus tersebut terjadi berulang-ulang. Proses vulkanik tumbuh dan mati ini terjadi sepanjang jutaan tahun  dan meninggalkan jejak panjang pulau-pulau dan gunung-gunung vulkanik di dasar lautan Pasifik.
Menurut teori hotspot Wilson  rangkaian vulkanik Hawai seharusnya menua secara progressif dan menjadi lebih banyak mengalami erosi jika  rangkaian makin jauh bergeser dari hotspot akibat pergerakan lempeng Pasifik. Pulau Kauai, pulau tidak berpenghuni yang berada di arah barat laut sudah berumur 5.5 juta tahun dan sudah sangat banyak mengalami erosi. Sebagai perbandingan, batuan terekspos tertua dari Kepulauan Besar Hawaii – yaitu pulau paling tenggara dari rangkaian dan diasumsikan masih berada di atas hotspot-  diperkirakan baru berumur 700.000 tahun dan batuan vulkanis baru masih terus terbentuk.

PULAU BESAR HAWAII

Hawaii adalah pulau yang paling muda di rangkaian Kepulauan Hawaii. Penciptaannya dimulai sekitar 1 juta tahun yang lalu yang terbentuk dari lima gunung api bawah laut. Ketika gunung api tersebut meletus dari waktu ke waktu, letusannya menciptakan lapisan-lapisan lava yang baru  di atas lapisan sebelumnya, hingga akhirnya lapisan lava termuda terlihat di atas laut. Aliran lava kelima gunung api saling menindih lapisan lava gunung lainnya sehingga puncak aliran-aliran lava tersebut membentuk Pulau Hawaii saat ini (Lihat gambar-1). Pegunungan Kohala adalah pegunungan pertama yang terbentuk saat tepat di atas hotspot. Seiring dengan pergerakan lempeng gunung-gunung api baru terbentuk di atas hotspot seiring berjalannya waktu. Urutan pembentukan secara berurutan adalah: Mauna Kea, Hualalai, Muana Loa dan saat ini Kilauea.
Saat ini, telah terbentuk gunung api bawah laut bernama Lo’ihi yang terbentuk di tenggara pulau besar Hawaii. Diduga, sekitar 50.000 tahun lagi akan ada pulau tambahan di rangkaian kepulauan Hawaii  atau kemungkinanan Lo’ihi akan menjadi puncak keenam di Pulau Besar Hawaii.  Saat ini Kohala, gunung yang paling tua sudah tidak aktif lagi, sedang puncak gunung lainnya masih aktif.

Gambar menunjukkan lima gunung yang membentuk Hawaii. Kohala adalah gunung tertua sedang Kilauea adalah yang termuda. Terlihat bahwa lava dari masing-masing gunung saling menindih dan membentuk pulau besar Hawaii saat ini. Source: http://www.hawaii-guide.com/images/body_images/hawaii-landarea.jpg



.jpg”]
Gambar untuk memperlihatkan posisi relatif Kepulauan Hawaii di atas hotspot. Terlihat bahwa telah terbentuk gunung bawah laut Lo ihi yang diperkirankan pada 50.000 tahun yang akan datang akan menjadi pulau tersendiri atau menjadi puncak gunung di Pulau Besar Hawaiii. Source: http://www.marinebio.net/marinescience/02ocean/hwimg/crst16bno[1
Walaupun Hawaii adalah hotspot yang paling dikenal, diduga masih banyak  hotspot lainnya di bawah laut atau benua di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan hotspot di bawah kerak bumi diketahui aktif dalam masa 10 juta tahun terakhir. Kebanyakan terletak di dalam lempeng (sebagai contoh, Lempeng Afrika), beberapa di perbatasan-perbatasan lempeng divergen. Diketahui ada beberapa di dekat bubungan tengah lautan, seperti di bawah Islandia, Azores, dan kepulauan Galapagos.

LEGENDA YANG SEJALAN DENGAN FAKTA

Kemungkinan Hawaii menjadi lebih muda ke arah tenggara telah direka sejak masa sejarah purba Hawaii, jauh sebelum bukti ilmiah diberikan. Para pelaut Hawaii memperhatikan selama masa mengarungi laut terdapat perbedaan erosi, pembentukan tanah, dan pertumbuhan vegetasi dan diketahui bahwa pulau-pulau di ujung barat daya (Niihau dan Kauai) lebih tua dibanding pulau paling tenggara (Maui dan Hawaii). Ide ini juga tertuang  dalam sebuah legenda Pele yang diturunkan dari generasi ke generasi. Pele, sang dewi vulkanik pada mulanya tinggal di Kauai. Ketika kakak perempuannya, Namakaokahai, dewi laut, menyerang dia, Pele berpindah ke Pulau Oahu. Ketika diserang lagi Pele berpindah ke arah tenggara yaitu, Maui dan akhirnya ke Hawaii, dimana saat ini sang dewi tinggal di crater Halemaumau di puncak gunung api Kilauea. Perjalanan mitos Pele dari Kauai ke Hawaii, yang tersirat dari persaingan pertumbuhan pulau vulkanik (oleh Pele-dewi vulkanik) yang kemudian tererosi oleh gelombang laut (oleh Namakaokahai –dewi laut) konsiten dengan bukti geologis yang didapat ratusan tahun kemudian.
Read More ->>

Jumat, 05 Oktober 2012

10 Pulau Tersembunyi yang Indah dan Unik ini Patut Dikunjungi


Dunia kita memiliki banyak pulau yang indah dan beberapa dari mereka benar-bena megah dan penuh sumber daya alam dan mineral, tetapi ada  beberapa pulau yang masih belum tereksplorasi dan masih tersembunyi karena banyak orang tidak tahu . Budaya dan gaya kehidupan di pulau-pulau ini sangat unik. Berikut ini adalah pulau rahasia terbaik dunia yang mungkin ingin anda kunjungi.

Iles du Salut – French Guiana
artikel-populer.blogspot.com - 10 Foto Pulau Rahasia Terindah Dunia
Koh Yao Noi Island – Thailand
artikel-populer.blogspot.com - 10 Foto Pulau Rahasia Terindah Dunia
Langara Island – British Columbia
artikel-populer.blogspot.com - 10 Foto Pulau Rahasia Terindah Dunia
Penghu Islands – Taiwan
artikel-populer.blogspot.com - 10 Foto Pulau Rahasia Terindah Dunia
San Blas Archipelago – Panama
artikel-populer.blogspot.com - 10 Foto Pulau Rahasia Terindah Dunia
Socotra Island – Yemen
artikel-populer.blogspot.com - 10 Foto Pulau Rahasia Terindah Dunia
Sovalye Island – Turkey
artikel-populer.blogspot.com - 10 Foto Pulau Rahasia Terindah Dunia
Torres Strait Islands – Australia
artikel-populer.blogspot.com - 10 Foto Pulau Rahasia Terindah Dunia
Ulleungdo – South Korea
artikel-populer.blogspot.com - 10 Foto Pulau Rahasia Terindah Dunia
Yaeyama Islands – Japan
artikel-populer.blogspot.com - 10 Foto Pulau Rahasia Terindah Dunia

Read More ->>

100 Hewan Segera Punah, Termasuk Badak Jawa

"Sekali punah, uang sebanyak apapun tak akan mampu mengembalikannya."




 Sebanyak 8.000 ilmuwan konservasi yang tergabung dalam International Union for the Conservation of Nature (IUCN) menyerukan pada dunia, untuk segera mengambil langkah-langkah penyelamatan konservasi. Jika tidak, 100 spesies hewan akan punah dalam waktu dekat, tahun 2020. Juga beberapa spesies tanaman dan jamur. 

Penyebabnya, tak lain tak bukan adalah manusia. Meski di alam berlaku hukum survival of the fittest, yang kuat dialah yang selamat, kebutuhan manusia yang tidak terbatas atas sumber daya dan juga lahan meningkatkan tekanan pada hewan, juga tumbuhan. 

Laporan yang dalam World Conservation Congress di Jeju, Korea Utara juga menyebut sejumlah penyebab yang membuat para binatang terusir dari habitat aslinya, juga tanaman dari tempat ia berpijak: populasi manusia yang meningkat, perkembangan kota, deforestasi, polusi, dan perubahan iklim. 

Seratus hewan paling terancam di dunia itu berasal dari 48 negara berbeda. Di antaranya, saola, mamalia paling terancam di Asia Tenggara, yang dijuluki "unicorn Asia". Populasinya makin menyusul, hanya sekitar puluhan saat ini. 

Juga dua spesies badak asli Indonesia, Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). Jika Badak Sumatera baru membawa kabar baik saat bayi di penangkaran Juni lalu, populasi Badak Jawa lebih memprihatinkan. Jumlahnya hanya sekitar 35 ekor di Taman Nasional Ujung Kulon. Baca daftar lengkapnya di tautan ini.

Para ilmuwan memperingatkan, kepunahan spesies, apalagi secara massal sejatinya adalah peringatan bagi manusia. "Semua spesies punya nilainya di alam, demikian juga untuk manusia," kata ilmuwan IUCN, Simon Stuart dalam rilisnya. "Meski nilai sejumlah spesies tak jelas pada awalnya, mereka punya kontribusi dengan caranya sendiri untuk menyehatkan alam." 

Ilmuwan lain, Ellen Butcher mengatakan, semua spesies yang nyaris punah itu punya keunikan dan tak tergantikan.

"Jika mereka punah, uang sebesar apapun nilainya tak akan mampu membawa mereka kembali. Namun, jika kita, manusia, mengambil tindakan segera, kita dapat memberi mereka kesempatan berjuang untuk bertahan hidup."

Selain sebagai indikator "kewarasan" lingkungan, manusia punya tanggung jawab etis dan moral untuk menyelamatkan mereka. "Bahwa semua spesies sejatinya memiliki hak yang sama untuk hidup.
Read More ->>

Kamis, 04 Oktober 2012

Gua Belanda


Gua Belanda yang berada di dalam Taman Hutan Ir. Djuanda, Bandung merupakan saksi sejarah yang mewarnai perjuangan bangsa Indonesia, begitu banyak korban yang berjatuhan untuk membangun gua tersebut dan keberadaan Gua Belanda mengingatkan bahwa penjajahan dan perang merupakan bentuk kekerasan oleh manusia terhadap manusia dan diharapkan tidak ada lagi penjajahan dan peperangan di bumi ini pada masa-masa yang akan datang.
Begitu memasuki Gua peninggalan Belanda ini, suasana gelap, lembab menimbulkan kesan menyeramkan pada Gua Belanda, ditemani dengan seorang pemandu wisata dan sebuah senter, mulainya saya memasuki lorong demi lorong dari Gua Belanda ini. Menikmati sebuah peninggalan sejarah tanpa mengetahui cerita dibaliknya akan menjadikan wisata sejarah menjadi tidak bermakna.
Dari mulut pemandu wisata yang juga merupakan penduduk di lokasi sekitar, mengalirlah cerita mengenai fungsi dari tiap-tiap sudut Gua Belanda ini, sambil mendengarkan cerita pemandu wisata, saya mengambil beberapa foto suasana Gua Belanda. Pemandu wisata biasanya berada di lokasi pintu masuk dekat dengan penyewaan senter, tidak mematok harga atas jasa pemandu wisata ini.







Gua Belanda ini dibangun pada tahun 1918, pada awalnya berfungsi sebagai terowongan PLTA Bengkok, berhubung perbukitan Dago Pakar merupakan kawasan yang sangat menarik bagi strategi militer Hindia Belanda, di mana lokasinya yang terlindung dari begitu dekat dengan pusat kota Bandung, maka menjelang perang dunia II pada awal tahun 1941 militier Hindia Belanda membangun stasiun radio telekomunikasi yang menjadi pusat komunikasi rahasia tentara Belanda.
Pada zaman kemerdekaan, Gua Belanda ini dimanfaatkan sebagai gudang mesiu dan pada saat ini Gua Belanda dapat dimasuki dengan aman dan sebagai salah satu obyek wisata yang berada di Taman Hutan Ir. Djuanda, Bandung.
Lorong utama Gua Belanda yang dulunya tembus air PLTA dengan panjang sekitar 144 meter dengan lebar 180 meter, lorong ventilasi dengan panjang 126 meter dan lebar 2 meter, lorong distribusi logistik sepanjang 100 meter dengan lebar 3,2 meter dan terdapat pula lorong sel tahanan dengan panjang 19 meter dan lebar 2, 5 meter dan lorong pemeriksaan. Tinggi semua lorong tersebut adalah setinggi 3 meter.
Menurut cerita pemandu wisata, Gua Belanda ini pernah pula menjadi lokasi yang  digunakan untuk acara uji keberanian yang diselenggarakan oleh sebuah stasiun televisi swasta.






Gua Belanda telah mengalami beberapa kali renovasi, pada dinding Gua Belanda sebelum direnovasi tampak seperti batuan asli, setelah direnovasi diberi lapisan semen dan sebenarnya Gua Belanda ini sebelumnya mempunyai instalasi penerangan berupa lampu, tetapi entah mengapa saat ini semua lampu-lampu tersebut sudah tidak ada lagi, entah apakah instalasi penerangan tersebut tidak berfungsi dengan baik ataukah memang disengaja tidak diaktifkan agar memberikan peluang kepada penduduk setempat untuk menawarkan sewa senter seharga Rp. 3.000 per buah.
Di dalam Gua Belanda ini terdapat pula penempatan radio pemancar kuno dan pada lorong distribusi logistik terdapat pula rel kereta/lori yang berada di lantai Gua Belanda ini.
Untuk menuju ke lokasi Gua Belanda ini, ada 2 pintu masuk, apabila dari pintu masuk utama, maka kita akan memasuki Taman Hutan Ir. Djuanda dengan hutan yang asri dan pemandangannya alam yang indah tetapi untuk mencapai Gua Belanda harus berjalan kaki menembus hutan sekitar 1 kilometer, sedangkan pada pintu masuk berikutnya, lokasi tidak begitu jauh, cukup berjalan kaki sekitar 100 meter saja dan jalannya sudah beraspal, malahan sekitar 2 tahun yang lalu pada kunjungan saya yang sebelumnya, mobil dan motor dapat diparkir hanya beberapa meter saja dari mulut Gua Belanda.





Dengan membeli tiket masuk sebesar Rp. 3.000 per orang dan Rp. 5.000 untuk mobil, kita dapat menikmati keindahan alam Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda sudah termasuk semua obyek wisata yang ada di dalamnya termasuk Gua Belanda.
Kali ini saya memilih untuk memasuki Gua Belanda dari pintu masuk kedua, setelah puas menikmati wisata sejarah Gua Belanda ini, kemudian saya kembali masuk ke pintu utama untuk mengambil beberapa foto pemandangan alam Taman Hutan Ir. Djuanda dan kita tidak perlu membeli karcis kembali.
Sebenarnya tidak jauh dari Gua Belanda, sekitar 200 meter terdapat pula Gua Jepang, sesuai dengan namanya, Gua ini merupakan gua peninggalan pada masa penjajahan Jepang. Gua Jepang ini masih memiliki struktur bangunan seperti asalnya, di mana dinding-dinding Gua Jepang terbuat dari batu karang yang keras dan belum dilapisi dengan semen dan tidak ada instalasi listrik dan sepertinya Gua Jepang ini belum selesai sepenuhnya sejak dibuat pada tahun 1942 yang lalu. Jalan dari Gua Belanda tidaklah semulus dari pintu masuk kedua ke Gua Belanda, ditambah dengan kaki yang sudah mulai penat, maka perjalanan kali ini saya tidak menyempatkan untuk berkunjung ke Gua Jepang. Sebenarnya kita bisa menyewa kuda ataupun motor  untuk menuju lokasi ke Gua Jepang. 
Bagi yang menyukai hiking ataupun perjalanan jauh, dari Taman Hutan Ir. Djuanda, yang terletak di Dago Pakar ini, kita dapat menembus Curug/Air Terjun Lalay yang dapat ditempuh sekitar 4 Km ataupun Curug Omas Maribaya sekitar 5 Km dari Gua Belanda. Kedua Curug ini dapat pula ditempuh dari Lembang, dengan berjalan kaki dari pintu masuk sekitar 500 meter saja.

 

 



Read More ->>

Rabu, 03 Oktober 2012

Makhluk misterius yang ada di Indonesia


Sebelum lebih jauh mengetahui satu persatu tentang makhluk-makhluk misterius yang dimaksud, kita sedikit ulas tentang  Cryptozoology. Istilah Cryptozoology pertama kali dipopulerkan oleh Bernard Heuvelmans pada akhir 1950-an. 

Istilah ini merupakan gabungan dari 3 kata Yunani yaitu Kryptos, Zoon, Logos. Kryptos yang berarti tersembunyi, Zoon yang berarti hewan dan Logos yang berarti ucapan. 

Cryptozoology sekarang adalah istilah yang sering digunakan untuk merujuk kepada cabang ilmu yang menyelidiki makhluk-makhluk misterius yang belum terklasifikasi dalam ilmu pengetahuan modern. Sedangkan Cryptid berarti makhluk misterius yang belum terklasifikasi oleh ilmu pengetahuan modern.

Sekarang kita mengenal secara singkat makhluk-makhluk Misterius yang disinyalir ada di Indonesia, dan keberadaannya hingga saat ini belum ada tanda yang pasti, selain informasi terdahulu yang  tentu saja belum terjangkau oleh alat perekam seperti era sekarang. Saya meyakini Anda mungkin sudah familier di telinga dengan kata-kata atau makhluk-makhluk berikut ini sebelumnya.
1. Ahool
Ahool adalah monster terbang yang berbentuk seperti kelelawar raksasa, beberapa sumber menyebutkan seekor Pterodactil yang tinggal di hutan di Pulau Jawa, seperti halnya monster-monster misterius lainnya, belum ada bukti nyata dara para ilmuwan yang bisa membuktikan keberadaan monster ini.

Mahluk ini pertama kali terlihat oleh Dr. Ernest Bartels ketika menjelajahi gunung salak yang berada di Pulau Jawa tepatnya Jawa Barat. untuk lebih jelas mengenai Ahool dalam versi engglish bisa klik di sini

2. Batutut
Batutut atau Ujit termasuk salah satu hewan Cryptozoology yang konon mirip Bigfoot, penampakannya disekitar Cagar Alam Vu Quang Vietnam, Laos dan Kalimantan, Indonesia. 

Pertama kali ditemukan oleh Penjelajah Prancis pada tahun 1947 dan diteliti oleh Dr John MacKinnon pada tahun 1970. 

Beberapa sumber mengatakan bahwa Batutut merupakan populasi Homo Erectus yang mampu bertahan hidup.







3. Dingiso
Dingiso (Dendrolagus mbaiso) Dikenal juga sebagai Bondegezou merupakan spesies Kangguru pohon dari endemik sekitar Papua Barat, Indonesia. Penampakan di kawasan Pegunungan Sudirman pada ketinggian 3250-4200 meter di atas permukaan laut. Pertama kali ditemukan pada tahun 1987, oleh Dr Tim Flannery dari Australia. film dokumenter tentang Dingiso pertama kali diputar pada tahun 2009 oleh BBC Pasifik selatan setelah melakukan pencarian selama 11 hari dan dibantu oleh masyarakat sekitar. Penelitian dan Klasifikasi Dingiso ini masih terus dilakukan.

4. Ebu Gogo
Ebu Gogo adalah makhluk seperti manusia yang muncul pada mitologi penduduk pulau Flores, Indonesia, yang memiliki bentuk yang mirip dengan leprechaun atau peri. "Orang kecil" tersebut dikatakan memiliki tinggi satu meter, ditutupi rambut, periuk-berperut, dan dengan telinga yang menjulur. Mereka berjalan agak kikuk dan sering "berbisik" yang dikatakan sebagai bahasa mereka. Penduduk pulau juga berkata bahwa Ebu Gogo dapat mengulangi apa yang mereka katakan.

5. Orang Pendek atau Yeti
Orang Pendek adalah nama yang paling umum diberikan untuk cryptid yang dilaporkan hidup di hutan-hutan pulau Sumatra. Binatang ini telah dilihat dan didokumentasikan selama 100 tahun oleh penghuni hutan, penduduk desa, kolonis Belanda, dan ilmuwan dan pengelana Barat. Konsensus antara saksi adalah binatang itu merupakan primata bergerak yang hidup di tanah dan ditutupi oleh bulu pendek dan memiliki tinggi sekitar 80 cm dan 150 cm.


6. Orang Bati
Orang Bati adalah hewan yang berada di legenda Pulau Seram. Hewan ini memiliki tubuh seperti manusia dan bersayap seperti kelelawar. Diceritakan bahwa ia tinggal di gunung Kairatu dan suka menculik anak kecil untuk disantap.





7. Orang Gadang
Orang Gadang merupakan hewan Cryptid berbentuk Primata Raksasa Misterius dari Sumatera. Dikenal juga dengan nama "Great Man" atau "Giant Mias". Beberapa sumber mengatakan Orang Gadang berdiri tegak memiliki ketinggian antara 7,5 sampai 12 kaki atau sekitar 2-4 meter.







8. Veo
Veo adalah hewan Cryptid asal pulau Rinca dan digambarkan oleh Carl Shuker dalam buku The Beasts That Hide from Man: Seeking the World's Last Undiscovered Animals mirip Teringgiling tapi ukurannya sebesar kuda.

Dalam Wikipedia dijelaskan. The Veo (Manis cryptus) is a cryptid described in The Beasts That Hide from Man: Seeking the World's Last Undiscovered Animals[1] by Karl Shuker as living on the island of Rintja (Rinca) and resembling other pangolins, or scaly ant-eaters. This creature is reported to be as big as a horse. No modern Pangolin approaches that size but on the nearby islands of Java and Borneo, large pangolins of up to 8 feet did once live.

Sightings of the Cryptid have linked them to relic dinosaurs, particularly the stegosaurus or the ankylosaurus due to superficial similarities.

The Veo is described as being a nocturnal, mountain-dwelling creature, subsisting on a diet of ants and termites. Cryptozoologists have suggested that the Veo may represent a relict population of the extinct Manis paleojavanicus.

9. Ikan Coelacanth
Ikan Coelacanth, Ikan yang disangka sudah punah ternyata ditemukan hidup di perairan Sulawesi. Ikan tersebut bernama Coelacanth yang berasal dari kata-kata Yunani ”coelia” (berongga) dan ”acanthos” (duri), yang berarti ikan dengan duri berongga. Berdasarkan catatan sejarah, ikan coelacanth hidup pertama kali ”ditangkap” kalangan ilmiah pada tanggal 23 Desember 1938, ketika Kapten Hendrick Goosen mendapatkannya dari Laut India, tak jauh dari mulut sungai Chalumna. Oleh Marjorie Courtenay-Latimer – seorang kurator museum di East London, Afrika Selatan – ikan tersebut diserahkannya kepada ahli ikan dari Universitas Rhodes, Prof. J.L.B. Smith.

Pada 1998 atau enam puluh tahun sejak temuan pertama, seekor ikan Coelacanth tertangkap jaring nelayan di perairan Manado Tua, Sulawesi Utara. Ikan ini sudah dikenal lama oleh para nelayan setempat, namun belum diketahui keberadaannya oleh dunia ilmu pengetahuan. Ikan yang oleh nelayan disebut ”raja laut” itu kemudian dikirimkan kepada seorang peneliti Amerika yang tinggal di Manado, Mark Edmann. Bersama dua koleganya, R.L. Caldwell dan Moh. Kasim Moosa dari LIPI, Mark menerbitkan temuannya di majalah ilmiah Nature, 1998.

Sebenarnya beberapa coelacanth sudah diidentifikasi oleh para ilmuwan, seperti coelacanth (Latimeria chalumnae Smith) yang terdapat di Kepulauan Komoro. tetapi menurut penelitian lebih lanjut dapat dipastikan bahwa coelacanth yang berasal dari Sulawesi, Indonesia merupakan jenis ikan purbakala yang dipastikan sudah punah. Oleh karena itu perlu dipertanyakan bagaimana cara ikan ini dapat bertahan hidup hingga saat ini.

Demikian, sedikit tidaknya menambah wawasan kita. jika dirasa manfaat silahkan share ke rekan Anda.
Read More ->>

Senin, 01 Oktober 2012

Legenda Unicorn dan laporan penampakannya dalam sejarah

Di dalam Novel Harry Potter, membunuh Unicorn dianggap sebagai dosa besar melawan alam. Namun Lord Voldermort tetap membunuh makhluk itu karena darahnya dipercaya dapat memberikan hidup abadi bagi mereka yang meminumnya. Begitulah hebatnya penghargaan yang diberikan kepada makhluk misterius ini. Namun apakah ia benar-benar pernah ada di dunia ini? ataukah ia hanya muncul di imajinasi para penulis fiksi?


Unicorn dalam sejarah

Dalam legenda modern yang muncul pada abad pertengahan, Unicorn digambarkan sebagai makhluk berbentuk kuda dengan satu tanduk di kepalanya.

Dalam versi yang lebih tradisional, makhluk ini digambarkan memiliki kuku belah, janggut seperti kambing dan ekor seperti singa. Namun satu hal yang sama dari deskripsi tradisional dan modern adalah keberadaan satu tanduk di kepalanya.

Pertama kali makhluk ini dikenal adalah lewat kebudayaan-kebudayaan kuno India. Pada stempel berusia 2.500 tahun yang ditemukan di Mohenjo Daro dan Harappa, kita dapat melihat bentuk kuno dari seekor Unicorn beserta inskripsi yang masih belum terpecahkan.


Selain India, Cina juga memiliki Unicornnya sendiri. Makhluk ini dikenal dengan sebutan Qilin. Di Jepang, ia dikenal dengan sebutan Kirin dan digambarkan memiliki tubuh seperti rusa, sisik berwarna hijau dan sebuah tanduk panjang di kepala.

Pada abad pertengahan, pengaruh Unicorn sampai ke Eropa dan mulai digunakan sebagai objek seni dan simbol-simbol kebangsawanan. Pada masa ini, karakter Unicorn telah berubah menjadi makhluk yang benar-benar menyerupai kuda seluruhnya dengan satu tanduk di kepalanya.

Seiring dengan bangkitnya paham humanisme, Unicorn mendapatkan tempat tersendiri sebagai simbol cinta yang murni dan pernikahan yang setia.

Menurut legenda yang beredar di Eropa, Unicorn disebut hanya bisa ditaklukkan oleh seorang perawan. Karena itulah, para perawan seringkali digunakan sebagai umpan untuk menangkap makhluk ini di alam liar.

Dalam kepercayaan yang lebih populer, tanduk Unicorn disebut dapat menetralkan racun. Karena itu, menurut legenda, tanduknya pernah digunakan sebagai bahan pembuat gelas seremonial yang digunakan oleh keluarga kerajaan, walaupun banyak yang percaya kalau tanduk yang digunakan sebenarnya bukanlah tanduk hewan mitologi Unicorn, melainkan tanduk dari Narwhal, paus Unicorn.

Lalu, pertanyaannya adalah apakah makhluk misterius ini benar-benar pernah ada di dunia?

Unicorn lainnya

Sebenarnya kita memiliki makhluk Unicorn di masa modern ini.

Misalnya, makhluk yang telah umum kita jumpai ini, yaitu badak.


Atau Narwhal, paus Unicorn yang tanduknya bisa mencapai panjang hingga 3 meter.


Selain hewan yang memang memiliki karakteristik seperti itu, kita juga memiliki Unicorn yang terjadi karena kelainan yang tidak umum.

Misalnya, rusa Unicorn yang lahir di Italia.


Atau pria Unicorn yang berasal dari Cina.


Para seniman yang begitu ingin memiliki Unicorn sendiri bahkan bertindak lebih jauh. Mereka melakukan prosedur implantasi atau manipulasi pada tanduk hewan sehingga menghasilkan Unicorn.

Seperti yang bisa kita lihat pada kambing ini.


Atau sapi ini.


Tetapi, tentu saja kita tidak membahas makhluk-makhluk diatas. Kita sedang membahas makhluk yang gagah ini:


Mungkinkah ia pernah ada di dunia?

Ilmu pengetahuan modern mencatat kalau makhluk seperti itu tidak pernah ada. Namun ada catatan-catatan masa lampau yang sepertinya menunjukkan kalau makhluk misterius ini mungkin pernah hidup di beberapa bagian dunia.

Hal ini diperkuat dengan fakta kalau informasi mengenai Unicorn hampir tidak bisa kita temui di dalam mitologi Yunani. Para penulis Yunani kuno yang pernah menyinggung mengenai makhluk ini seluruhnya beranggapan kalau makhluk ini benar-benar ada, tepatnya di India. Ini mengkonfirmasikan penemuan stempelMohenjo Daro dan Harappa.

Penulis yang pertama kali menyinggung mengenai keberadaan makhluk ini adalah Ctesias yang mendeskripsikan Unicorn sebagai keledai liar dengan satu tanduk berwarna putih, merah dan hitam sepanjang 1,5 cubit.

Ctesias mendeskripsikan makhluk itu sebagai berikut:

"Unicorn adalah makhluk asli India. Ukurannya sebesar keledai dengan kepala berwarna ungu kemerahan. Tubuhnya berwarna putih, matanya berwarna biru dengan sebuah tanduk muncul dari dahinya. Ujung tanduk itu berwarna merah terang, tengahnya berwarna hitam dan putih di pangkalnya. Panjangnya kira-kira 18 inci"
Ctesias juga yang pertama kali melaporkan kalau tanduk Unicorn bisa digunakan untuk menetralisir racun.

Penulis lain, Strabo, juga pernah menyinggung mengenai keberadaan seekor kuda bertanduk di wilayah Caucasus.

Deskripsi yang lebih lengkap kemudian diberikan oleh sejarawan Romawi, Pliny the elder. Mengenai Unicorn, Ia menulis:

"Makhluk yang sangat ganas ini disebut Monoceros dan memiliki kepala seperti rusa, kaki seperti gajah, dan ekor seperti babi hutan, sementara bagian tubuhnya yang lain seperti kuda. Ia mengeluarkan suara rendah yang dalam dan memiliki satu tanduk berwarna hitam yang keluar dari tengah dahinya dengan panjang kira-kira dua cubit."
Beberapa sejarawan mendebatkan deskripsi Pliny ini. Ada yang beranggapan kalau ia hanya mendeskripsikan seekor badak dan bukan kuda bertanduk. Namun badak sepertinya tidak "memiliki kepala seperti rusa dan bagian tubuh yang lain seperti kuda".

Selain Pliny, Julius Ceaser juga pernah menyinggung mengenai makhluk ini dengan deskripsi yang mirip dengan Pliny. Menurutnya:
"Kepalanya seperti rusa, kakinya seperti gajah, tanduknya memiliki panjang sekitar 90 cm dengan ekor menyerupai babi hutan."
Apakah mereka sedang membicarakan seekor badak?

Jika bukan, adakah catatan-catatan lain yang lebih modern yang mengkonfirmasikan keberadaan makhluk ini?

Jawabannya: ada.

Laporan penampakan
Pada tahun 1486, Berhanrd Von Breydenbach, seorang penatua di katedral Mainz, menceritakan sebuah kisah menarik mengenai perjumpaan dengan Unicorn. Ia menuangkannya dalam buku berjudul "Peregrinatio in Terram Sanctam"atau "Perjalanan ke tanah suci".

Perjumpaan ini terjadi pada tahun 1483 ketika ia bersama satu rombongan beranggotakan 150 orang pergi ke timur tengah untuk melakukan ziarah rohani. Dalam perjalanan ini, mereka berangkat dari Venice menuju Jaffa, lalu ke Ramala dengan karavan.

Dari situ mereka melanjutkan perjalanan ke Yerusalem dan mengunjungi semua tempat-tempat suci disitu. Setelah itu rombongan pergi menuju gurun Sinai dan mengunjungi biara Santa Catharina. Di tempat itu, salah seorang peziarah bernama Felix Fabri bersama sekelompok orang yang sedang bersamanya melihat seekor Unicorn sedang berdiri di atas bukit dekat kaki gunung Sinai. Felix bersama rombongan mengamati makhluk ini dengan seksama untuk beberapa lama. Penampakan ini terjadi pada tanggal 20 September 1483.

Pada tahun 1530, Ludovica de Bartema, seorang bangsawan Italia yang melakukan perjalanan ke Mesir, Arab dan India juga bertemu dengan makhluk misterius ini. Ketika hendak masuk ke Mekkah, ia menggunakan nama samaran Mussulman supaya bisa membaur dengan rombongan karavan peziarah lainnya. Di kota itu, Bartema mengaku melihat dua ekor Unicorn. Tubuh makhluk itu berwarna kuning coklat. Kepalanya seperti rusa dengan leher dan surai yang panjang. Kakinya pendek dan memiliki kuku seperti kambing. Menurut penduduk lokal, kedua hewan itu adalah pemberian dari raja Etiopia yang hendak dipersembahkan kepada sultan Mekkah.

Kesaksian Bartema menunjukkan kalau pada masa itu, Unicorn mungkin hidup di Etiopia atau Afrika. Ini ditegaskan dengan kesaksian lain dari Don Juan Gabriel, seorang kolonel Portugis yang tinggal di Etiopia selama beberapa tahun. Menurutnya, ia pernah melihat Unicorn di propinsi Damota. Makhluk itu berukuran seperti kuda dan berwarna agak gelap. Beberapa orang portugis lainnya yang tinggal di negara itu juga melaporkan pernah melihat Unicorn sedang merumput di sebuah bukit di distrik Namna.

Pada abad yang lebih modern, laporan penampakan Unicorn diceritakan oleh seorang naturalis Swedia bernama Dr.Sparrmann. Pada tahun 1772-1776, ia melakukan penelitian di Good Hope dan menulis dalam jurnalnya mengenai seorang pria bernama Jacob Kock.

Kock yang saat itu melakukan perjalanan menuju Afrika bagian selatan menemukan batu-batuan yang berukirkan Unicorn. Batu-batu ini ternyata diukir oleh suku setempat yang bernama Hottentots. Berdasarkan wawancara Kock dengan anggota suku tersebut, diketahui kalau Unicorn sesungguhnya telah dikenal dengan baik diantara suku Hottentots. Warga suku tersebut mengatakan kalau Unicorn memiliki bentuk seperti kuda dengan satu tanduk di kepalanya. Makhluk ini juga bisa berlari dengan sangat cepat. 

Kisah yang diceritakan Dr.Sparrmann kemudian mendapatkan konfirmasi dari kisah lain yang diceritakan oleh Mr.Henry Cloete pada tahun 1792 kepada akademi ilmu pengetahuan Selandia Baru.

Mr.Cloete menceritakan mengenai pengalaman Gerrit Slinger, salah seorang anggota suku Hottentots yang saat sedang berperang dengan suku Bushmen, menjumpai sembilan Unicorn dan menembak salah satunya. Menurut Slinger:

"Makhluk itu menyerupai seekor kuda dengan warna abu-abu terang. Di bawah rahangnya ada garis putih. Ia juga memiliki satu tanduk yang tumbuh tepat di tengah kepalanya. Kepala makhluk ini seperti kuda dan ukurannya pun kira-kira sama."
Mr.Cloete juga menegaskan kalau hewan ini telah dikonfirmasikan keberadaannya oleh suku Hottentots.

Menarik.

Walaupun mungkin tidak persis seperti gambaran yang kita miliki di buku-buku fiksi, sepertinya makhluk bertanduk satu menyerupai kuda benar-benar pernah ada di dunia!

Elasmotherium
Tentu saja sebagian peneliti akan tetap menolak keberadaannya dan menganggap Unicorn hanya sebagai makhluk rekaan atau makhluk mitologi seperti naga. Namun ada sebagian peneliti yang mencoba untuk melihat dasar pembentukan kepercayaan mengenai Unicorn.

Mereka percaya kalau Unicorn itu mungkin adalah makhluk yang disebutElasmotherium, seekor badak Eurasia yang sudah punah jutaan tahun yang lalu.


Walaupun diperkirakan telah punah jutaan tahun yang lalu, anehnya, di beberapa suku purba di dunia ada legenda mengenai hewan besar berambut yang berbentuk seperti sapi dengan satu tanduk besar di kepalanya. Persis seperti Elasmotherium.

Legenda-legenda suku ini dipercaya telah menjadi dasar pembentukan legenda Unicorn modern.

Namun, apakah Elasmotherium terlihat memiliki tubuh seperti kuda seperti deskripsi para penulis kuno? Sepertinya tidak.

Kalau begitu mungkinkah di luar sana masih ada hewan misterius yang kita kenal dengan sebutan Unicorn?

Read More ->>

my profile

Foto Saya
nhasuka's blog
Lihat profil lengkapku